Arsitektur rumah klasik membawa kesan mewah, angkuh, menenangkan, sekaligus angker. Terutama pada bangunan tua yang berusia lebih dari 100 tahun. Selalu ada kisah mistis yang beredar seputar bangunan dengan gaya kolonial. Mulai dari adanya makhluk tak kasat mata yang kadang menunjukkan diri, sampai kejadian-kejadian aneh yang pernah menimpa penghuninya.
Dalam berbagai kesempatan di film atau dunia nyata, saat masih ada rumah kuno dengan gaya klasik yang masih terawat, bangunan tersebut menyiratkan kehormatan pemiliknya. Pantaslah gaya arsitektur seperti ini masih dibangun kembali di zaman modern. Seperti ingin membawa kesan tersebut ke tengah zaman yang serba digital.
Asal Arsitektur Rumah Klasik
Apa dan dari mana gara arsitektur rumah klasik pertama kali muncul? Menurut berbagai sumber, gaya klasik bangunan diilhami oleh peradaban manusia paling canggih jauh sebelum mengenal kalender. Yaitu peradaban Yunani dan Romawi. Seperti yang banyak muncul dalam film dokumenter sejarah atau sci-fi, Yunani dan Roma memiliki bangunan-bangunan megah sejak kehidupan manusia lain belum mengenal tulisan.
Dari Yunani dan Roma, budaya membuat bangunan tinggi dan megah lengkap dengan berbagai ornamen pendukung beredar ke seluruh dunia melalui jalur perdagangan, peperangan, dan ekspedisi. Baik di daerah asalnya maupun tanah baru, bangunan model klasik dapat menjadi acuan status sosial pemiliknya.
Ukuran luas dan tinggi sebuah bangunan dapat menjadi standar status sosial seseorang. Tidak heran jika penguasa memilih membangun gedung yang besar dan megah sebagai kantor pemerintahan. Sebagai lambang keanggunan sekaligus simbol dominasi kepercayaan terhadap rakyat.
Ciri Rumah Klasik
Arsitektur rumah klasik memiliki beberapa ciri khas yang hampir selalu muncul meskipun diadopsi ke bangunan modern. Ciri pertama adalah simetris, terutama di bagian eksterior. Pintu utama berada di bagian tengah bangunan. Dengan lebar ke samping kanan dan kiri sama.
Di bagian dalam bangunan, sebagian ruang diupayakan demikian. Misalnya pintu berada di tengah ruang untuk menembus ruang lain. Adanya pilar juga menjadi ciri khas rumah model klasik. Baik sebagai tiang penyangga bagian tengah bangunan atau ornamen di teras depan untuk menguatkan kesan mewah.
Ciri khas kedua adalah ukuran tinggi dinding yang melebihi bangunan di sekitarnya. Rumah pada umumnya memiliki tinggi dinding 3-4 meter, sedangkan dinding rumah klasik minimal adalah 5 meter dari permukaan lantai. Selain itu, ukiran yang khas biasanya menempel pada dinding atau plafon sehingga memberi kesan mewah.
Ketiga, arsitektur rumah klasik cenderung menggunakan ruang cukup luas, sehingga membuat satu bangunan besar hanya terdiri dari beberapa ruang. Selain itu warna yang digunakan tidak mencolok. Biasanya tembok dicat dengan warna putih, ivory atau belge yang semakin menguatkan kesan mewah.
Ciri khas terakhir adalah dari bahan bangunan yang digunakan cenderung alami. Di Indonesia, rumah kuno yang dibangun zaman Belanda masih menggunakan batu bata rangkap di setiap dindingnya. Sehingga dinding sangat tebal dan ukuran rumah besar. Batu marmer juga kerap dijadikan pelengkap rumah, sebagai lantai atau perabot seperti meja atau hiasan.
Perkembangan Desain Rumah Klasik
Kini rumah gaya klasik banyak diadopsi ke bangunan modern. Baik sebagai rumah tinggal, kantor atau lainnya. Sebagian bangunan tua yang memiliki nilai sejarah juga dipugar untuk dibangun dengan ciri yang sama sebagai cagar budaya. Pemugaran tidak bermaksud mengubah, hanya menguatkan dan mengembalikan fungsi bangunan.Jika ingin mengadopsi gara arsitektur rumah klasik pada hunian yang Anda miliki, pastikan kondisi keuangan mencukupi. Karena rumah dengan gaya klasik tidak hanya menuntut bahan yang baik, tetapi juga perawatan yang detil sehingga harus ada anggaran khusus untuk pemeliharaan.
Kami juga melayani :